BISMILLAH

BISMILLAH
" Awali setiap aktivitas dengan kalimat ini "

01 Maret 2009

Data korban pornografi



Bahkan menurut hasil analisis terbaru dari IWF (Internet Watch Foundation), sekitar 10 persen korban pornografi anak yang difoto secara tak senonoh di internet berusia di bawah 2 tahun. Adapun presentase terbesar sejumlah 37 persen berusia antara 7 sampai 10 tahun.

Yang cukup menggembirakan, jumlah domain situs internet yang memajang pornografi anak turun untuk pertama kalinya.

Menurut IWF, domain berbahasa Inggris yang memajang pornografi anak turun jumlahnya dari 3052 di tahun 2006 menjadi 2755 pada tahun 2007 lalu. Kebanyakan situs tak senonoh ini berbasis di Rusia dan Amerika Serikat.

Sindo Edisi Sore
Kamis, 10/05/2007
Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN) M Masri Muadz menyatakan, berdasarkan hasil survei perusahaan kondom pada 2005 di hampir semua kota besar di Indonesia dari Sabang hingga Merauke, tercatat sekitar 40%–45% remaja antara 14–24 tahun menyatakan secara terbuka bahwa mereka telah berhubungan seks pranikah.

JAKARTA (SINDO) –’’Ini cukup mengejutkan. Sebanyak 60% remaja mengaku tidak mengetahui informasi tentang penyakit menular seksual. Bahkan, data BKKBN menunjukkan bahwa 60% remaja sudah ingin mendapatkan pelayanan KB. Padahal, secara aturan,ini melanggar hukum karena alat kontrasepsi hanya boleh diberikan kepada pasangan yang menikah,”ujar Masri, kemarin.

Hal itu tentu menjadi tantangan pemerintah terkait dengan persoalan narkoba dan HIV/AIDS yang banyak menyerang usia remaja. Masri menjelaskan, total jumlah pasangan usia subur sebesar 15% dari total populasi. Jumlah remaja sekitar 20% atau 60 juta orang. Sementara itu, mengenai HIV/AIDS, tercatat per Maret 2007 terdapat 8.988 kasus AIDS dan 5.640 kasus HIV positif di Tanah Air.

Fatalnya, sekitar 8 ribu atau 57,1% kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja antara 15–29 tahun (37,8% terinfeksi melalui hubungan seks yang tidak aman dan 62,2% terinfeksi melalui penggunaan narkoba jarum suntik). Menurut dia, angka temuan penyakit menular mematikan itu masih jauh dari angka sebenarnya.

Diperkirakan,angka riil pengidapnya adalah angka temuan dikalikan 1.000 atau sekitar 14,5 juta orang. Sekitar 8 juta di antaranya adalah remaja. Berdasarkan data Badan Nasional Narkotika (BNN), sebanyak 2,3 juta orang sudah mengonsumsi narkoba dan sebanyak 78%-nya adalah remaja.

’’Salah satu pesan kami kepada remaja bagaimana mengatakan tidak kepada sex bebas dan narkoba. Sebab, kalau sudah terjangkit, akan sulit untuk selamat,”ujarnya.

Imbas dari perilaku sex bebas, ujar Masri, setiap tahun diperkirakan ada 2,3 juta kasus aborsi, yang 20% di antaranya dilakukan remaja. Dia mengungkapkan, berdasarkan penelitian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), sebanyak 27% permintaan aborsi aman dilakukan remaja.

Dia menjelaskan, informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja lebih banyak remaja dapatkan dari teman sebayanya (80%) dibandingkan orangtua atau guru. ’’Jadi mereka curhat kalau sudah melakukan hubungan seksual,kena HIV/AIDS, atau kenal narkoba kepada temannya,”ujarnya.

Data free sex

Karena itu, tegas dia, BKKBN membuat pusat-pusat informasi dan konseling yang dikelola remaja sendiri. Cara itu dinilai efektif dan membuat remaja menjadi lebih terbuka. Namun, orangtua dan sekolah juga harus mendukung itu agar remaja mendapatkan akses informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi.

Hingga saat ini, pihaknya sudah membuka 2.700 pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja (PIKRR). ’’PIKRR dibentuk sedemikian rupa ala remaja dan dikemas layaknya kehidupan remaja, melalui band musik, seni, outbound,dan lainnya,”jelasnya.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Lalu Sudarmadi menyayangkan budaya timur masyarakat yang masih menutup mata terhadap kondisi riil yang ada pada remaja ini.Padahal, kondisi ini bisa menjadi bencana nasional untuk ke depannya. ’’Sebuah klinik bisa lebih dari 27% mendapat permintaan aborsi dari remaja yang belum menikah,’’ ucapnya.(abdul malik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar